JKT48 Fan Fict : Sepasang Bola Mataku

 Kinal Kinal Putri …… adalah orang yang selalu membuat hatiku gembira…
Dia …… Orang yang selalu membuat diriku tersenyum…
Dia …… Orang yang selalu memperhatikan diriku…
Orang yang sabar dalam menghadapi segala amarah dan kekesalan diriku.
Dia lah cinta pertamaku…
Kami telah bersama selama 3 tahun, susah senang telah kita alami bersama. Hari-hari yang kulalui terasa begitu sangat berharga saat aku sedang bersamanya… Setiap hari aku hanya berharap, aku dapat menghabiskan waktu hidupku bersamanya sampai nanti aku menutup mata. Sampai pada saat itu apa yang aku takutkan terjadi, karena sifatku yang terlalu menyepelekan penyakit yang selama ini aku alami, membuatku harus melakukan medical checkup di sebuah rumah sakit untuk mencari tahu penyakit apa yang selama ini aku alami…
Dan tanpa kusadari ketika aku memeriksakannya ke dokter, aku harus menelan suatu kenyataan yang sangat pahit, dokter memvonisku mengidap penyakit kanker otak stadium 4… Mendengar hal itu aku tak bisa berkata apa-apa dan lagi-lagi Kinallah yang langsung muncul didalam pikiranku. Aku tak ingin membuatnya menangis karena tahu umurku yang hanya tersisa kurang dari 3 bulan. Kenyataan ini sungguh pahit untukku… Aku tak tahu harus berbuat apa… Aku berfikir…! ”Apakah Kinal harus tahu tentang semua ini?? Tapi, Kinal pasti akan sangat terpukul mendengar semua berita ini… Apa sebaiknya aku sembunyikan saja ini semua sampai tiba saatnya nanti aku harus pergi meninggalkannya”…! ***
Keesokan harinya aku menelpon Kinal dan mengajaknya bertemu di tempat pertama kali kami berdua bertemu, disitu aku berusaha meyakinkan Kinal bahwa semua baik-baik saja… Seperti biasa aku duduk di tepi pantai dengan mengenakan sweater biru pemberian dari Kinal~~~
Tak lama kemudian Kinal datang, dia menanyakan keadaan ku yang ketika itu terlihat sangat pucat sekali…! ”Apa kabar sayang…? Bagaimana kemarin hasil check upnya ??”
Tiba-tiba aku tersentak dan bingung ingin menjawab apa, karena aku ingin menjaga perasaan Kinal aku hanya menjawab, ”Aku tidak apa-apa, kata dokter aku hanya terkena sakit kepala biasa saja, sebentar lagi juga aku akan sehat… Kemudian Kinal menanyakan mengapa tiba-tiba aku memintanya untuk menemuinya disini…?!
Seketika itu aku langsung menyenderkan kepala ku di bahunya… Kemudian aku bertanya kepadanya. ”Kinal apakah selamanya kita dapat terus bersama seperti ini,??” Kinal heran karena mendengar pertanyaanku tersebut, kemudian ia menatapku dengan tajam, karena mulai merasa tidak yakin dengan ucapanku tadi. ”Ada apa tiba-tiba kamu menanyakan hal itu, apa yang sebenarnya terjadi…?” Tanya Kinal. ”Tidak ada apa-apa aku hanya takut saja apabila aku harus kehilangan kamu, aku ingin kita terus bersama-sama selamanya… Sahutku! Iya, aku akan terus berada disamping kamu sampai matahari dan bulan tak lagi menampakan wujudnya, Jawab Kinal.
#Ketakutanku pun semakin jadi. Tidak ingin kehilangan cinta sejatiku membuat air mata ku pun terjatuh, tak ingin Kinal tahu aku mengalihkannya dengan memeluknya… Setelah itu aku mengantarkan Kinal pulang kerumahnya karena malam yang sudah semakin larut. Sesampainya dirumah aku kembali memeluknya karena aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadaku selanjutnya. Aku merasa tak ingin melepas pelukan nya karena aku takut itu kan menjadi pelukan terakhirku bersamanya…
Dalam hati aku berkata…! ”Tuhan apabila kau ingin mengambil nyawaku, ambilah, tapi ijinkan aku melihatnya tersenyum untuk terakhir kali, karena dia orang yang membuat hidupku menjadi sangat berarti!!! Sakit ini terus menghantuiku, setiap hari aku harus menahan rasa sakit yang teramat sangat, dan selama ini aku harus berbohong kepada Kinal, bahkan ketika aku dirawat. Aku bilang kepadanya bahwa aku ada kegiatan diluar kota.
Semakin hari aku sadar bahwa hidupku sudah tak lama lagi, aku sudah tak tahu harus bagaimana menyembunyikan semua ini dari Kinal, aku tak ingin membuatnya menangis. Aku ingin memberikan sesuatu kepadanya yang bisa membuatnya tetap ingat kepada aku saat aku tak ada nanti.Aku ingat kalau 1 bulan lagi Kinal kan berulang tahun, aku ingin memberikan sesuatu kepadanya namun aku bingung dan tak tahu akan memberikan apa kepadanya?? Kemudian aku menceritakan semua masalah ini kepada Vhe sahabat dekat Kinal yang juga merupakan teman kecilku. Vhe sangat kaget dan shock mendengar bahwa aku mengidap penyakit separah ini, dia tak menyangka dengan apa yang aku alami… Dengan penuh air mata ia akhirnya bersedia menemaniku membelikan kado buat Kinal, namun kami berdua merahasiakan semua ini dari Kinal… ***
Seminggu kemudian kami pergi berdua, pada saat itu Kinal mengajakku untuk pergi menemaninya namun aku selalu mengelak, Aku selalu bilang… ”Maaf saat ini aku sedang banyak tugas jadi aku tidak bisa menemani kamu pergi dalam waktu dekat ini… “Iya tidak apa-apa mungkin lain kali kita bisa pergi, setelah semua tugas-tugas kamu itu sudah terselesaikan… Jawab Kinal. Lalu aku pergi meninggalkannya untuk menemui Vhe di sebuah mall. Disana Vhe sudah menungguku sejak tadi, lalu kami berdua berjalan menuju sebuah toko perhiasan karena aku akan membelikan Kinal sebuah kalung yang didalamnya terdapat foto kami berdua… Namun tanpa aku sadari ternyata Kinal mengikuti kami dan dia salah paham akan apa yang dia lihat itu. Aku berusaha mengejarnya, namun dia sudah masuk kedalam mobil dan meninggalkan mall tersebut begitu saja …
Namun ketika aku ingin menaiki motor ku tiba-tiba aku mendengar sebuah teriakan ketakutan orang yang melihat kecelakaan, dan ternyata mobil Kinal lah yang tertabrak tepat didepan mall tersebut, tanpa befikir panjang aku langsung berlari menghampiri Kinal, saat itu aku sangat panik dan merasa bersalah kepadanya, kemudian Vhe datang dengan mobilnya dan kami pun sesegera mungkin membawa Kinal kerumah sakit terdekat… Dijalan aku terus menangis dan menyalahkan diriku. ”Kenapa aku melakukan hal bodoh seperti ini? Aku tak bermaksud membuatnya kecewa, ucapku”!!! ”Ini bukan kesalahanmu, karena kau ingin memberikan sesuatu untuk Kinal, hanya keadaannya saja yang kurang tepat… sahut Vhe. ”Beruntung Kinal cepat dibawa kerumah sakit sehingga dia dapat tertolong, namun dia juga mendapat suatu kenyataan pahit. Dokter bilang bahwa dia tidak dapat melihat lagi kecuali dia mendapat kornea mata pengganti…
#Mendengar berita tersebut aku pun segera menemui dokter yang menangani Kinal dirumah sakit, namun dokter berkata.” Persedian donor mata disini sedang kosong karena kurangnya pendonor. Kata dokter”. Apakah semua mata bisa menggantikan mata Kinal dok…? Tanyaku…! ”Ya semua dapat dicoba namun itu semua juga tergantung dengan bagaimana nanti hasil pada saat selesai operasi, karena semua adalah kehendak TUHAN…! Jawab dokter… ”Sadar bahwa hidupku sudah tak lama lagi aku akhirnya aku memutuskan bahwa nanti pada saat aku sudah tiada aku ingin Kinal bisa menggunakan kedua mata ku ini untuk melihat…
Dan aku berharap aku akan selalu hidup bersamanya sampai kapanpun dengan mata ini… Sebelum aku meninggal aku menuliskan sebuah surat kepada Kinal dan surat itu aku letakan didalam sebuah kotak yang aku campur dengan sebuah kalung yang ingin aku berikan kepada Kinal, lalu aku menitipkanya kepada Vhe, karena menurutku hanya dia orang yang dapat aku percaya saat ini. ”Vhe, tolong berikan kotak ini saat Kinal sudah dapat melihat lagi dengan mata barunya, berikan ketika malam saat dia berulang tahun. Ujarku. ”Iya aku akan memberikan ini kepadanya. Jawab Vhe dengan penuh air mata yang menetes di pipinya…! ***
~~~”Kehidupanku pun berakhir… Dan dokter pun mengambil kedua kornea mataku untuk diberikan kepada Kinal. Dua hari setelah kepergianku dokter melakukan operasi dan operasinya pun berhasil, sampai pada saat Kinal bisa kembali melihat. Ketika dia bisa melihat dia menangis karena dia tidak melihat aku berada di dekatnya, yang terlihat hanyalah Vhe yang berdiri tepat didekatnya… Namun Kinal langsung mengusir Vhe keluar dan dia pun kembali menangis. Diluar Vhe hanya mampu menangis dan menatap Kinal… 2 minggu sudah aku pergi meninggalkan dunia ini…Sejak itu dia tak pernah lagi mendengar kabar tentangku. Hingga tiba hari ulang tahunya. Dia hanya berdiri ditempat dimana dulu kita selalu bersama, kemudian Vhe datang menghampirinya dengan membawa sebuah kotak. Kinal kembali mengusirnya… Pergi kamu dari hadapanku, aku tak ingin melihat kau ada disini, pergi sana bersama Anton tinggalkan aku sendiri, bentak Kinal. ”Vhe pun langsung memeluk Kinal sambil menangis. ”Anton sudah tidak ada Kinal. Dia sudah meninggalkan kamu 1 bulan yang lalu, dia meninggal karena telah lama mengidap kanker otak.TUHAN sungguh baik kepadanya karena tidak membiarkan Anton menahan sakit terlalu lama, maafkan aku waktu itu telah pergi bersamanya, karena pada saat itu aku hanya menemaninya membelikan ini untuk kamu, ujar Vhe sambil menyerahkan sebuah kotak yang dia bawa.” Apa ini? Tanya Kinal. ”Bukalah… ucap Vhe”. Didalam kotak Kinal menemukan sebuah kalung dan sepucuk surat didalamnya ternyata didalam surat itu terdapat sebuah pesan singkat dan puisi dari Anton untuk Kinal.
“Maaf jika aku harus meninggalkanmu lebih cepat karena Tuhan mempunyai kehendak lain terhadap kita.
### Kehilanganmu merupakan suatu kehilangan besar untuku karena kau adalah bidadari yang selalu ada di saat aku sedang terlelap, disaat aku sedang berada didalam gelap kaulah cahaya yang selalu menemaniku dan memberikan sinarmu dalam tidurku hingga aku terjaga… Ini adalah kenyataan terburuk yang pernah aku terima sepanjang hidupku namun aku berterima kasih kepada TUHAN karena telah memberikan aku suatu hal yang terbaik, salah satunya adalah aku bisa memiliki kamu sampai saat ini…Aku berharap kamu akan tetap melanjutkan hidupmu seperti biasa, biarkan aku disini terus melihat senyumanmu, senyuman yang selalu membuat warna warni dalam hidupku, senyuman yang selalu membuatku semangat menghadapi hidupku, aku yakin cinta kita akan tetap abadi sampai kapanpun, sepasang bola mataku ini aku titipkan kepadamu agar aku bisa selalu ada dan hidup dalam hatimu… Jangan lagi kau tangisi kepergianku ini karena ku akan sedih jika apa yang telah aku berikan tidak kamu gunakan sebagai mana yang selama ini aku harapkan… Selamanya aku akan tetap menjagamu sampai akhir waktu di dunia ini…” ###
Kinal pun menangis saat membaca surat itu dan merasa tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Tidak mungkin Anton pergi meninggalkan aku secepat ini, Dia telah berjanji untuk menemani aku sampai nanti, tidak mungkin secepat ini… Ucap Kinal dengan tubuh yg mulai melemas, Vhe pun segera memeluknya…
“Sudah Kinal ini semua adalah takdir dari TUHAN, yang terpenting sekarang kamu harus menjaga baik-baik mata dan kalung ini… Karena sampai kapanpun Anton pasti akan selalu ada, dan dia akan selalu hidup didalam hati kamu”… Ujar Vhe yang berusaha menenangkan Kinal… Akhirnya Kinal pun merelakan kepergian aku dan kembali melanjutkan hidupnya, dengan menggunakan mata baru yang aku berikan untuknya. Ini menjadi hadiah spesial buat Kinal di hari ulang tahunnya itu… Dan sampai kapanpun juga cinta kami akan tetap abadi karena sekarang aku selalu ada dan hidup didalam hati Kinal, untuk selamanya…!!!

***
Antonius Noprianto
Thank to www.jkt48fans.com

2 komentar:

Post a Comment

JKT48 Fan Fict : Kakak Kedua-ku

KAKAK KEDUA-KU

 
‘Kereta Api Progo AC dengan tujuan Bandung telah memasuki lintasan 3, para penumpang diharapkan untuk tetap tertib. Terimakasih’
 
Suara pengumuman di dalam stasiun dan segera aku mencari gerbong dan tempat duduk sesuai dengan tiket yang ada di tanganku. Ini pertama kalinya aku naik kereta setelah lebih dari 7tahun yang lalu. Perasaanku sedikit takut tapi apa boleh buat, cuma ini yang bisa membuatku tenang sejenak.
 
‘Coklat.. coklat.. coklat.. coklat spesial di hari valentine, coklatnya Pak?”, kata pedagang asongan yang menawarkan coklat ke orang kursi sebelah.
Aku pakai headsetku dan memutar lagu-lagu pop rock dari MP4-ku. Beberapa menit kemudian, keretapun mulai berjalan.
 
Ini adalah hari ke-3 aku meninggalkan rumah setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat aku berfikir betapa tidak dibutuhkannya aku dalam keluargaku. Fifin, saudara kandungku yang lebih muda dariku 5tahun, ia dipuja mati-matian oleh ibu dan ayahku. Aku selalu dijadikan bahan pembanding dengannya mulai dari A sampai Z. Kejadian itu hampir setiap hari setelah kepergian kakak perempuanku. Dan tiga hari yang lalu adalah klimaks dari permasalahan itu sehingga aku bertekad untuk pergi dari rumah.
 
Hanya dengan modal menjual ponselku demi meninggalkan rumah itu, beberapa potong baju, 2 celana jeans, sepatu dan jaket yang sedang aku kenakan.
 
***

Bandung i’m coming !! Pagi hari, pukul 07.25 aku sampai di Stasiun Kiaracondong. Tepat seperti yang tertulis di tiket kereta bahwa kereta akan sampai pada jam tersebut.
 
Turun dari kereta aku langsung menuju tempat penginapan yang kemarin sudah aku booked. Benar-benar dengan nekatnya aku memberanikan diri menginjakkan kaki di kota orang yang sebelumnya aku belum pernah sekalipun kesini. Tak apalah, mungkin hanya sekali seumur hidup aku bertindak bodoh seperti ini, candaku dalam hati.
 
Sesampainya di penginapan aku langsung rebahan sejenak dan berpikir apa tujuanku hari ini. Kriik kriikk.. benar-benar sangat sepi suasana di penginapan karena saat itu memang bukan musim liburan jadi sedikit yang menginap. Aku melihat kertas yang tertempel di dinding, aku beranjak dari tempat tidur dan membacanya. ‘Rental motor’ dan ‘Kawah putih’, dua kata menarik yang ada dalam kertas itu. Nah ! Ide gilaku pun muncul.
 
Langsung aku menuju ke Front Office dan menanyakan tentang rental motor dan arah menuju Kawah Putih. Sekitar 10 menit aku berbincang dengan pegawai tersebut dan sudah ku tetapkan untuk menyewa motor untuk pergi ke Kawah Putih hari itu juga.
 
‘breemm.. breemm’ suara motor matik yang aku sewa, akupun berangkat.
Instingku dalam mencari jalan menuju Kawah Putih sudah dimulai. Beberapa kali salah jalan dan memutari jalan sampai dua kali yang memakan waktu hampir 3,5 jam akhirnya aku sampai juga di Kawah Putih. “This is ‘My First Extreme Experience’ !”, gumamku.
 
***

Waktu menunjukkan pukul 13.00. Aku berjalan mengelilingi daerah itu, memotret objek-objek yang menurutku menarik. Namun, ditengah asiknya memotret
 
ada seseorang yang membuatku penasaran. Sesosok perempuan yang sedang menundukkan kepala yang disenderkan di lutut yang sedang ditekuk. Bentuk tubuh dan potongan rambutnya persis seperti.. Ah, kenangan itu kembali lagi. Keceriaanku tiba-tiba berubah menjadi sendu. Cukup lama aku terdiam merenung sambil mengamati perempuan yang tidak berada jauh dariku.
 
Sesekali aku mendengar isakan tangis. Perlahan aku dekati perempuan itu dan ternyata itu adalah suara tangisannya. Suasana disitu sepi sekali, hanya ada aku, perempuan itu dan segerombolan orang bule yang sedang berwisata.
 
“Permisi, maaf mengganggu sudah hampir 1jam lebih aku mlihat kakak menundukkan kepala sambil menangis. Apa ada yang bisa saya bantu?”, aku bilang kepadanya. Karena memang aku tidak tega jika melihat seseorang sedang bersedih sendirian.
 
Sepertinya perempuan itu sedikit kaget karena kedatanganku, dia segera  menengok ke arahku sambil mengusap air matanya dengan lengan bajunya. “Oh tidak apa-apa, aku memang sudah biasa disini sendiri. Lagipula tempat ini tidak jauh dari rumahku”, jawabnya dengan lembut dan sedikit tersenyum.
 
“Tapi aku liat kakak menunduk terus daritadi dan sesekali menangis, aku takut kakak kenapa-kenapa disini. Kakak kenapa?”, kataku dengan wajah khawatir.
“Kamu pendatang ya?” Dia mengalihkan pembicaraan.

“Iya, memang kalo pendatang tidak boleh bicara dengan orang Bandung ya Kak?”,celetukku. Karena terlihat sekali logat Sunda yang diucapkan perempuan itu.

“Bukan begitu, sepertinya kamu juga sendirian disini. Seharusnya kamu yang lebih berhati-hati karena disini rawan”

“Sudahlah kak, jangan mengalihkan pembicaraan. Masa bodoh dengan aku. Aku cuma tidak mau melihat kakak murung seperti ini”

Dahinya sedikit mengerut dan sedikit menaikkan alisnya. “Masa bodoh? Maksudnya? Ada apa dengan kamu?”

“Emm sbelumnya kenalkan aku Firanny, panggil aku Fira, kakak siapa?”. Aku ganti mengalihkan pembicaraan.

“Aku Melo, Melody. Bolehkah aku dengar ceritamu?”
Aku merasa perempuan itu mulai curiga dengan jawaban spontanku tadi. Tapi aku juga lebih curiga kenapa dia ingin tau cerita tentangku.

 “Sepertinya sudah mulai sore Kak. Gimana kalo kita pulang saja? Rumah kakak dimana? Biar aku antar pulang” Sengaja aku alihkan pembicaraan lagi.
“Tidak usah, aku bisa pulang sendiri kok. Maaf kalo tangisku tadi menyusahkan kamu”, katanya dengan wajah agak memelas.

“Enggak kok Kak. Nggak apa-apa. Ayo Kak aku antar pulang. Biar ku pastikan kakak tidak kenapa-kenapa dijalan”, kataku dengan sedikit memaksa.
Dia terdiam sesaat, sedang berfikir tampaknya.

“Oke, baiklah, tapi tidak usah antarkan aku pulang. Cukup antarkan aku ke suatu tmpat saja ya?”

“Iya kak”, jawabku dengan penuh senyum.
Kita pun memulai perjalanan turun menuju kota dengan motor matik yang ku sewa tadi pagi. Ditengah perjalanan…

“Hei kamu, maaf tadi siapa namamu? Ak lupa karna tadi sedang tidak konsen”, tanyanya dengan sedikit teriak karena laju motor agak ku kebut.

“Firanny kak, panggil Fir atau Fira saja” Sambil ku pelankan gas motor yang ku kendarai.
“Oh iya Fira. Kamu sudah hafal jalan-jalan disini?”
“Belum sama sekali Kak”

“Lah kamu aja belum tau jalan kok mau ngantar pulang, terus kamu gimana pulangnya nanti? Dasar!”, jawabnya dengan kesal.

“Hehe ya tanya-tanya kak, aku juga bawa peta sama GPS kok”, candaku ke Kak Melo.
“Tapi itu kan belum tentu valid”, jawabnya dengan kesal lagi.
“Ya resikolah. Ini kita mau kemana Kak?”
“Ini nanti sampai di jalan besar kamu belok kanan, sampai perempatan belok kiri terus lurus terus sampai ada semacam tugu kamu belok kanan, nah nanti kan ada……”
Belum selesai dia berbicara panjang lebar sambil menunjuk-nunjukkan arah, aku potong kata-katanya,“Udah udah Kak, jangan panjang-panjang. Bingung aku nanti” Sambil aku turunkan tangannya dari samping mukaku.
 
 “Hahaha, iya iya. Maaf deh” kata Kak Melo dengan cekikikan.
Langsung ku gas motor itu dengan sedikit knecang karena sudah mulai petang. Jam setengah 7 tepat aku sampai di lokasi yang diarahkan Kak Melo.
Kafe yang begitu fantastik dengan lampu sedikit remang-remang juga ditambah suasana yang tidak begitu ramai menambah ketenangan saat memasuki kafe ini. Kak Melo pun memesan makanan untuk kita berdua.
 
“Kak tempatnya keren banget, betah deh disini seharian”, kataku sambil melihat sekeliling kafe. Karena kafe ini benar-benar memiliki view yang sangat indah.
“Yakin betah?”
“Iya, suer Kak!”
“Yaudah kita semalaman disini aja, aku malas pulang juga soalnya” , jawabnya santai sambil memainkan ponselnya.
Aku kaget ketika Kak Melo menjawab seperti itu, aku kira kata-katanya tadi hanya candaan saja.
“Serius Kak??”
“Iya serius”, jawab Kak Melo dengan senyum, ditambah lesung pipit nya yang membuat ia semakin terlihat sangat manis.
‘Because you had a bad day. You’re taking one down. You sing a sad song just to turn it around. You say you don’t know~’
Ponsel Kak Melo berbunyi.
“Iya halo fries. Ooh, tolong bilang ke Teteh kalo Teh Melo lagi ada kerjaan ya? Mungkin besok pagi pulangnya. Iya.. Iya.. Oke, kamu jangan tidur malem-malem ya. Daaa” Kak Melo menyudahi telfonnya.
 
“Itu siapa Kak?” , tanyaku
“Oh itu Frieska, adikku. Yuk kita lanjutin tentang yang di kawah tadi”
Hampir 2 jam kita bercerita dan aku tau identitas, asal usul, dan keluarga Kak Melo, begitupula sebaliknya. Sekarang aku tau kenapa aku yang dijadikan tempat curhatnya saat ini dan itu sebabnya aku mau menceritakan masalahku kepada Kak Melo.
 
“Fir, kamu janji ya nggak akan bilang-bilang tentang ini?”
“Iya Kak. Janji !”, jawabku dengan tegas.
Lagi-lagi Kak Melo tersenyum manis dan tampaknya dia memang benar-benar mempercayaiku.
 
“Makasih ya Fir, belum pernah aku bertemu orang seperti kamu. Baru kenal tapi sudah memperhatikan kesusahan oranglain. Aku salut sama kamu” Sambil menepuk bahuku.
 
“Ini sudah sifatku dari kecil Kak. Aku juga bersyukur baru pertama ketemu member JKT48. Nggak nyangka baik gini, biasanya kalo udah jadi idol kan cuek+jutek”, sindirku dengan ketawa dan Kak Melo langsung mencubitku.
 
Jujur sebelum pertemuan ini aku sama sekali belum tau Idol Grup JKT48, apalagi anggota-anggotanya. Dan ini adalah hari pertamaku tau apa itu JKT48 langsung dari anggotanya.
 
“Eh, kamu kalo mau wifi-an, wifi-an aja. Gratis kok. Aku mau tidur dulu yaa”, kata Kak Melo
“Siap kak !”
Aku nyalakan laptopku dan mulai browsing. Baru beberapa menit saja Kak Melo sudah tertidur pulas disampingku. Aku kasihan sekali melihat wajahnya yang tampak sangat kelelahan. Dan beberapa jam kemudian aku tertidur juga.
 
***

“Maaf mbak, sudah jam 7 pagi”, kata salah seorang karyawan menepuk pundakku.
Aku tersentak kaget dan terbangun. “Oh iya mas, makasih yaa”, jawabku.
Aku melihat laptopku sudah tersimpan rapi di tas. Meja yang tadinya penuh akan
 
 makanan juga sudah bersih. Aku tidak melihat Kak Melo disekitarku. Ah, mungkin Kak Melo sedang ke kamar mandi pikirku. Aku mengusap muka dan merapihkan rambut dan baju. Sudah 10menit lewat Kak Melo tidak datang juga, aku coba mencarinya di kamar mandi tapi tidak ada. Aku bertanya kepada karyawan kafe itu satu per satu pun tidak ada yg tau. Aku mulai panik.
 
“Hanya karena masalah seperti itu seharusnya kamu tidak sampai kabur ke tempat jauh seperti ini. Kasihan orang tua kamu, mungkin sekarang mereka sedang mengkhawatirkanmu. Melebihi kamu yang bukan siapa-siapaku mengkhawatirkanku” Tiba-tiba aku teringat kata-kata Kak Melo semalam.
 
 
Setelah beberapa saat termenung, aku keluar dari kafe itu. Sesampainya di area parkir, aku melihat ada 1 amplop putih terselip di stang motorku. Sambil aku duduk di motor, aku baca dan ternyata itu surat dari Kak Melo.
 
         “Fira, kmu adalah orang asing pertama yang aku percaya menjaga keluhkesahku melebihi kakak dan adikku. Kamu adalah orang asing pertama yang memberiku penuh perhatian dari awal kita bertemu dan tidak saling mengenal. Aku bangga dengan 

         keberanianmu sampai ke kotaku dan aku benar-benar bersyukur bertemu dengan orang yang lucu dan ramah seperti kamu. Karna kamu, perasaanku yang dari kemarin mengganjal kini sudah sedikit lega. Aku mulai bangkit lagi untuk menjalankan tugasku sebagai mahasiswi dan idol. Dan kamu, jaga baik-baik keadaanmu karena aku tidak bisa  menemanimu hari ini. Tetap semangat menjalani hidup dan ingatlah kata-kataku
  
         semalam. Terimakasih, dan sekali lagi terimakasih atas usaha kerasmu dalam mghiburku :) Aku tidak akan pernah melupakanmu.Aku janji suatu saat kita pasti akan bertemu lagi walaupun aku sudah menjadi bintang sekalipun. Tertanda, Melody Nurramdhani Laksani ^_^” 
 
Tak terasa airmata membanjiri pipiku, aku mulai down, lemah dan tidak tau harus bagaimana cara untuk menemui Kak Melo.
 
Sebenarnya ada 1 hal yg Kak Melo belum tau. Kak Melo belum tau semua tentang aku kenapa aku bersikap seperti itu. Aku memiliki kakak perempuan tapi ketika aku duduk di bangku SMA dia telah pergi lebih dulu meninggalkan dunia ini karena sakit yang di deritanya. Aku sangat merindukan sosoknya. Viola namanya. Kita sangat dekat dan akrab. Mungkin karena aku dan Kak Viola hanya terpaut 1 tahun, sebaya dengan Kak Melo. Dan wajah Kak Melo sangat mirip sekali dengan Kak Viola, begitu juga dengan nama mereka yang sama-sama berunsur musik.
 
Cerita panjangnya semalam tidak ada satupun yang membicarakan tentang privasi kita. Alamat rumah maupun nomor telfon. Karna aku rasa hal itu akan berjalan seiring waktu dan tadi malam bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu.
 
Tanpa pikir panjang aku kembali ke penginapan, menyelesaikan biaya-biaya dan mencari tiket untuk pulang ke Jogja. Sedikit demi sedikit aku mulai menerima atas kejadian di rumah, mulai bersikap dewasa seperti apa yang diajarkan Kak Melo dan kini suasana di keluargaku pun menjadi lebih hangat. Sudah tidak ada lagi pertengkaran seperti yang sudah-sudah.
 
***

Tak terasa makin bertambah bulan makin sering aku mendengar JKT48, terutama nama Melody. Hal itu semakin membuat aku rindu akan Kak Melo dan Kak Viola, 2 sosok perempuan yang telah memberikan aku pelajaran berharga tentang kerasnya hidup ini.
 
Aku tau Kak Melo sedang fokus dengan double-job nya sekarang, mungkin bisa saja dia melupakan aku. Toh, pertemuan kita sangatlah singkat. Dimatanya aku mungkin memang bukan siapa-siapanya, pikirku.
 
Hari ini aku berniat untuk nonton Dahsyat di TV, karena katanya ada JKT48. Beberapa menit berlalu, sampailah diujung acara. Lagu JKT48 yang ke-3 “Baby Baby Baby” sebagai lagu penutup.
 
Selesai acara itu, ku matikan TV. Aku tertawa kecil dan berkaca-kaca mengingat sekilas kisahku dengan Kak Melo saat di Bandung. Betapa singkatnya kisah itu tapi sungguh mengenang. Aku masih belum bisa merelakan menghilangnya Kak Melo dari aku sejak saat itu. Karena aku masih membutuhkan sosok Kak Viola sebagai tempat aku singgah ketika aku sedang senang maupun sedih. Dan cuma dia yang bisa menggantikan Kak Viola yang tidak akan pernah bisa kembali lagi.
 
***

‘Aitakatta..Aitakatta..Aitakataa..*des des des*’
Suara hapeku berbunyi, nomor tak dikenal menelfonku.
“Halo?”, sapaku.
“Iya halo, ini Fira ya?”, jawab penelfon itu.
“Iya saya Fira, ada apa ya?” Sepertinya aku mengenal suara ini, tapi aku tidak mengingatnya dengan jelas.
“Ini aku, Kak Melo. Tadi liat Kakak perform di Dahsyat nggak?”
“Ha???!!!!”
“Hehehe, kenapa? kaget ya?”, candanya.
Aku shock seketika dan suara di telfon hening beberapa saat.
“Loh kok diem? yaudah deh kakak lagi buru-buru nih, jaga kesehatan ya, jangan sampe kabur-kabur lagi hehe. Daaa”
‘tuuuut tuuuuttt tuuuutt’
Panggilan pun terputus.
 
Begitu speechlessnya aku mendengar suara Kak Melo sampai-sampai aku tidak bisa menjawab telefon setelah tau bahwa itu darinya dan moodku hari itu hancur berantakan.
Beberapa jam setelah telfon ditutup dan perasaanku mulai tenang aku mencoba untuk menghubungi nomer itu lagi, tapi entah kenapa tidak pernah aktif. Sampai sekarang…
 
 
***
 
 Firanny
@FRNYR
Thank to www.jkt48fans.com

0 komentar:

Post a Comment

JKT48 Fan Fict : Halo Nabilah

Halo Nabilah
 
Nek, Putra pulang pamit pulang ke Jakarta ya”  pamit aku.
            “kamu ngga makan dulu?” Tanya nenek.
            “Ngga usah nek nanti aja di jalan makannya,lagian juga aku masih kenyang kok” jelasku.
            “Oh yasudah kalau begitu,hati-hati ya kamu kalau sudah sampai Jakartakabari nenek” pinta Nenek.
            “Kalau liburan lagi, kamu sering main kesini yah, nenek suka kesepian di Bandung, semenjak kakekmu….” Lanjut Nenek.
            “Oke Nek siaaap,aku berangkat dulu ya nek assalamualaikum” pamitku
            “Walaikum salam” jawab nenek
            Aku pun perlahan mulai meninggalkan rumah nenek sambil melambaikan tangan ke nenek.
            Aku pun menaiki angkutan umum untuk menuju stasiun Bandung. Di dalam angkutan umum yang sedang berjalan aku melihat – lihat gadis Bandung yang geulis alias cantik,menurut pandangan aku sebagai cowo di tolak 7 dari 10 wanita yang aku tembak, cewe Bandung itu tanpa full make up pun terlihat cantik tapi kalau cewe Jakarta mayoritas harus terlihat modis dan gaul baru terlihat cantik. Tanpa sadar terminal yang aku tuju terlewati gara-gara melihat gadis-gadis Bandung,tidak terlewat jauh sih dan aku pun segera meminta turun.
            “aa kiri aa’ duh gimana si aak kan aing teh minta turun di stasiun malah aak jalan terus” protes akupada supir angkutan.
            “waduh kok malah aku sih yang di salahin,situ aja ngeliatin cewe terus sampai mimisan gitu” bela si sopir angkutan
            “haha maaf mas abis cewe sini geulis-geulis pisan euy,b-t-w hatur nuhun ya ak” ucap aku sambil kasih uang kepada si aak supir.
            “eh kang, b-t-w itu naon?” Tanya si supir
            “b-t-w itu kalo buwat kalo kata si jajang a,haha ngga a’ bercanda btw itu by the way itu ngomong-ngomong alias ngobrol-ngobrol alias talking-talking” jawabku.
            “oh begitu,kok kayak tukul ya,muka situ juga mirip sih haha” ejek si supir.
            “haha aa bisa aja oke makasih ya a” sambil meninggalkan angkutan itu.
            Sesampainya di stasiun aku duduk sambil menunggu kereta datang. Kuambil tiket di dompetku, terlihat keberangkatan pukul 13.00, sedangkan sekarang pukul 11.48. Aku pun mengeluarkan earphone untuk mendengarkan lagu sambil menunggu kereta datang. Di saat aku sedang menikmati lagu tiba-tiba sorang wanita cantik duduk di sebelahku. Ya wanita itu sangat cantik dengan rambut panjang,berkulit putih,senyumnya yang manis,tinggal bolong di punggung doang sih yang belum.Ya aku mulai berpikir yang duduk di sebelahku ini sundel bolong yang mau mesen sate.
            Aku sungguh gugup sekarang jantungku pun berdegup kencang dan akan meledak ingin rasanya aku berkenalan dengan wanita di sebelahku,aku pun memberanikan diri untuk berkenalan.
            “Hai,boleh aku tau namamu?” Tanya aku sambil gugup
Dia menatapku sebentar lalu menjulurkan tangannya
            “Nabilah,kalau kamu?” Tanya dia
            Aku tidak sangka dia menanyakan balik namaku
            “aku Putra,salam kenal ya,oh iya kamu mau kemana?” aku mulai membuka pembicaraan.
            “aku mau ke pulang ke Jakarta,di sini aku hanya berlibur kerumah kakek nenekku” dia menjelaskan.
            “oh begitu,aku juga mau ke Jakarta disini aku juga berlibur kerumah nenekku,apa kamu juga menunggu kereta jam 1?” Tanya aku
            “iya,kamu juga?”
            “iya aku juga menunggu kereta yang jam 1”
            Waktu menunjukkan pukul 12.00 masih satu jam lagi kereta datang,kami berdua saling terdiam beberapa saat kalau aku mungkin karena gugup dengan perasaan yang menggebu-gebu kepada Nabilah,aku tidak tau dengan dia mengapa terdiam dan aku pun memberanikan diri untuk membuka pembicaaraan.
            “Kamu udah makan?” Tanya aku. “sudah” jawabnya singkat. Aku mulai putus asa untuk lebih dekat dengan dia,tiba-tiba aku ingin bertanya tentang boneka teddy bear yang selalu dia peluk dari tadi
            “Pasti boneka itu boneka kesayangan kamu ya” tanyaku.
 
            “Iya,boneka ini selalu ada di saat aku kesepian dan merasa sedih jika aku sampai kehilangan boneka ini mungkin aku akan merasa sangat sedih dan tidak ada yang bisa menggantikan boneka ini” jawabnya.
            “Oh aku harap kamu bisa terus bersama boneka itu ya,jaga baik-baik hehe” senyum aku
            Kami pun terus mengobrol dan semakin akrab. Membahas apa saja yang asik di bahas sampai tidak terasa sudah jam 1 kereta pun datang aku dan Nabilah pun bergegas menuju kereta yang akan kita tumpangi dan di dalam kereta kami memutuskan duduk bersebelahan.
 
            Di dalam kereta kami pun mengobrol sambil memakan cemilan yang kita bawa. Aku sungguh sangat senang bisa sedekat ini dengannya rasanya itu seperti di tendang ke langit ketujuh,di jepit gunung 5 jari,di masukin ke kuali api dan sebenarnya gw ini Putra apa sun go kong….ah sudahlah!!!
            Tidak lama kereta pun mulai berangkat kami tetap mengobrol sampai akhirnya dia mengantuk.
            “Aku mau tidur dulu ya” kata Nabilah. “oh yaudah kamu tidur gih” jawab aku.
 
            Aku pun mengambil headphone untuk mendengarkan lagu sambil menutup mata dan berharap aku pun tertidur namun tiba-tiba aku terkejut ketika kepala Nabilah berada di pundakku seketika aku bingung harus berbuat apa karena jika aku menggeser kepalanya aku takut mengganggu tidurnya,aku pun hanya mencoba untuk tetap tenang dan menutup mata.
 
            Tanpa sadar aku pun ikut tertidur dan tiba-tiba terbangun,saat aku bangun aku melihat Nabilah sudah bangun sedang melihat pemandangan di luar.
            “Eh kamu sudah bangun,Put?” Tanya dia. “Maaf ya aku tadi ketiduran di pundak kamu jadinya ngeganggu kamu deh tapi beneran kok itu ga sengaja” lanjut Nabilah.
 
            “Gapapa kok aku ga merasa keganggu,santai aja lagi” ucap aku. “oh iya kamu lapar ga,aku pesenin makanan yah,mas nasi goreng 2 ya” aku memesan makanan yang ada di kereta itu.
            “aduh ga usah seharusnya kan aku jadi ngerepotin kamu” jelas Nabilah merasa tidak enak kepadaku. “aah sudahlah tenang saja lagian juga kamu pasti lapar kan,aku ga mau kamu sampai sakit karena belum makan, kasihan orang tua kamu, maunya kamu pulang kerumah tuh sehat, eh malah sakit.Lanjutku.
 
            Tiba-tiba Nabilah terdiam dan menatapku membuatku bertanya-tanya apa maksudnya dia seperti itu,apakah dia marah karena aku terlalu berlebihan?
            “Kamu kenapa bil?” Tanyaku terheran-heran
            “Kamu kenapa baik banget sama aku?kan kita baru kenal dan belum tahu sifat masing-masing” ucap Nabilah
            “Oalah kirain kenapa,gapapa kok emang kalo berbuat baik harus kenal lama dan kenal sifat dulu?Berbuat baik itu bisa kapan saja,dimana saja,dan kepada siapa saja memang lebih gampang mencurigai orang yang terlalu baik daripada orang jahat,makanya jadi orang baik yang tulus itu sulit.Tapi jika benar-benar tulus melakukannya nggak akanada yang meragukan kebaikan kita” jelas aku
 
            Tiba-tiba Nabilah tersenyum dan memeluk aku dengan cukup erat sambil mengucapkan terima kasih,aku pun hanya bisa terdiam dengan darah mengucur keluar dari 5 panca indera sampai sela sela kuku,pori-pori wajah,ubun-ubun dan sebentar lagi gw akan menjadi zombie.
 
            Tidak lama makanan pun datang dan kami segera melahapnya sambil mengobrol,tertawa-tawa. Makanan pun dengan cepat kita habiskan,di saat sama-sama diam membisu aku menatap boneka teddy bear yang selalu di pegangnya.
            “Kamu sayang sekali ya sama bonekamu?” tanyaku
            “iya aku sayang banget sama dia,kamu mau juga ga aku sayang?”
             “ah kamu bisa aja deh” ucapku tersipu malu.
 
             Kami ngobrol dengan sangat akrabnya sampai aku berpikir bahwa ini adalah keberuntungan aku bisa dekat dengannya dan apakah ini yang di namakan jatuh cinta? Ah mustahil mana mungkin wanita secantik dia bisa suka kepadaku mungkin bagi dirinya hanya teman pulang searah saja. Tidak terasa kereta pun sudah tiba di stasiun gambir,kami berdua pun turun dari kereta.
            “kamu pulang sendiri atau di jemput?” tanyaku . “aku menunggu di jemput oleh orang tuaku  dan adikku,kalau kamu?” Tanya dia .
 
“aku sih pulang sendiri dari sini naik busway,kalau begitu aku temani deh sampai kamu di jemput” kataku, “beneran? Makasih ya put” senyum dia.
 
            Kami pun duduk di bangku dan mengobrol sambil menunggu orang tua Nabilah menjemputnya. Tiba-tiba Nabilah pergi ke toilet,sekembalinya dari toilet orang tua Nabilah telah dating, dan Nabilah pun berpamitan padaku laluberlari menuju orang tuanya. Aku hanya bisa tersenyum dari kejauhan melihat betapa bahagianya dia bertemu dengan orang tuanya. Perlahan mobil itu menjauh dan menghilang,aku terbangun dari lamunanku sambil berharap aku bisa bertemu lagi dengannya.
 
            Ketika aku akan meninggalkan bangku tempatku duduk aku terkejut melihat boneka teddy bear kesayangan Nabilah tertinggal. Kuambil boneka itu dan pergi untuk mencari makan sebelum pulang kerumah karena aku sangat lapar. Aku sudah selesai makan dan bersiap untuk pulang namun aku melihat sosok wanita sedang menangis di tempat duduk yang tadi itu ternyata Nabilah,aku pun duduk di sebelahnya.
            “hai nona cantik kenapa menangis,kamu cari aku ya” kataku sambil menaruh boneka di mukaku dan menirukan suara boneka beruang
 
            Seketika Nabilah langsung merebut boneka itu.
            “yaudah yaudah jangan nangis kan udah ketemu sama bonekanya,lain kali jangan buru-buru jadi ketinggalan tuh kan bonekanya” hiburku
 
            Lalu Nabilah diam dan memelukku dengan eratnya sambil menangis,aku pun membalas pelukannya.
            “Makasih banyak ya put,kamu memang baik banget aku beruntung bisa kenal kamu, mungkin satu satunya orang yang bisa mengalahkan rasa sayangku terhadap boneka ini yaitu kamu,ngga tau kenapa aku ngomong kayak gini tapi aku nyaman,senang,dan aku benar-benar sayang kamu” ucap Nabilah
            Aku masih terkejut mendengar ucapan Nabilah.
 
            “Mungkin ini berlebihan tapi sejak kita kenal di stasiun dan jauh lebih dekat aku juga merasakan hal yang sama ke kamu,aku juga sayang sama kamu.jangan nangis lagi ya di jaga baik-baik bonekanya” ucapku sambil memeluknya erat
            Orang tuanya memanggil Nabilah untuk menyuruhnya pulang.
            “aku pulang dulu ya,oh iya ini nomorku jika kamu mau menghubungiku” ucap Nabilah sambil menyodorkan secarik kertas
 
            Tiba-tiba di luar dugaan dia mencium keningku dan langsung berlari menuju orang tuanya,lagi-lagi aku hanya tersenyum tidak menyangka ini semua akan terjadi. Sejak itu kami menjadi semakin dekat dan mempunyai hubungan special ini semua karena aku percaya sejak pertama kali kenal dia bahwa Nabilah adalah jodohku.


***
Fanfict kiriman dari:
Thank to www.jkt48fans.com

0 komentar:

Post a Comment